Showing posts with label linux. Show all posts
Showing posts with label linux. Show all posts

Menghapus SSL Certificate Passphrase pada saat Apache2 restart


Permasalahan:

Apache2 selalu meminta memasukkan ulang key passphrase saat di-restart.

root@IS-SRV:~# /etc/init.d/apache2 restart
 * Restarting web server apache2 
... waiting Apache/2.2.9 mod_ssl/2.2.9 (Pass Phrase Dialog)
Some of your private key files are encrypted for security reasons.
In order to read them you have to provide the pass phrases.

Server testing.local:443 (RSA)
Enter pass phrase:

Solusi:

Ada 2 cara untuk menangani permasalahan diatas.

Cara 1:

Menggunakan directive SSLPassPhraseDialog yang ada pada mod_ssl Apache2 dan membuat script untuk menyimpan private key passphrase tersebut.

Langkah-langkahnya:

1. Buat file script yang isinya passphrase dari private key, yang isinya sebagai berikut
#!/bin/sh
echo "[isi dengan private key passphrase]"

2. Beri file script tersebut hak akses untuk execute
chmod +x [/path/ke/script]

3. Edit file /etc/apache2/mods-enable/ssl.conf , lalu tambahkan directive SSLPassPhraseDialog

SSLPassPhraseDialog exec:[/direktori/ke/script]

4. Restart Apache2

root@IS-SRV:~# /etc/init.d/apache2 restart
 * Restarting web server apache2             [ OK ]

Cara 2:

Menghapus key passphrase dari private key menggunakan command openssl
Cara ini lebih mudah tetapi beresiko karena certificate bisa dengan mudah di-copy dan digunakan ditempat lain. Jika ingin menggunakan cara ini, pastikan sudah mengatur permission dari certificate dan private key agar tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.

root@IS-SRV:~# openssl rsa -in [file key lama] -out [file key baru]
Contoh:
root@IS-SRV:~# openssl rsa -in key.pem -out newkey.pem
Share:

Membatasi Kecepatan Transfer pada ProFTPD

Pusing dengan Client yang Download dan Upload semaunya? Bikin resource terkuras dan server lemas?

ProFTPD punya cara tersendiri untuk membatasi kecepatan transfer Download dan Upload.
Check this out..




Perintah yang digunakan untuk membatasi kecepatan Download dan Upload yaitu TransferRate.

Beberapa istilah yang digunakan:

RETR 
: kependekan dari RETRIEVE atau menerima (download)
STOR : kependekan dari STORE atau menyimpan (upload)

Kedua istlah diatas dipakai untuk menyatakan download dan upload pada baris perintah TransferRate. Berikut baris perintah yang digunakan:

TransferRate <command> <batasan kecepatan> (dalam Kbps)

Contoh:

Kita ingin membatasi kecepatan Download sebesar 10Kbps dan Upload sebesar 20Kbps. Maka konfigurasi yang dibutuhkan adalah

TransferRate RETR 10
TransferRate STOR 20

for pict: 



Jangan lupa proftpd di restart setelah dilakukan perubahan pada file proftpd.conf



Pengujian pada Client bisa menggunakan FTP Client seperti FileZilla atau menggunakan browser yang ada. (Ex: IE, FF, Google Chrome)

Tangkapan saat Upload file ke  FTP Server (menggunakan FileZilla FTP Client):




Tangkapan saat Download file dari FTP Server:

 Menggunakan browser IE



Menggunakan FileZilla FTP Client

Keterangan:

Memang terkadang kecepatannya melebihi batasan nilai transfer namun kecepatan stabilnya berada dibawah atau sama dengan angka yang telah kita buat di file konfigurasi.
Share:

Mengaktifkan fungsi IP Forward Linux


INTRO:

Adakalanya bahkan sering kita berpikir untuk menjadikan Linux sebagai Router ataupun Gateway untuk jaringan kita. Tutorial kali ini akan membahas bagaimana Linux dapat menjadi Router/Gateway hanya dengan mengaktifkan IP Forward. 

Dengan diaktifkannya fungsi “IP Forward” ini maka Linux nantinya dapat menentukan jalur mana yang dipilih untuk mencapai network tujuan. 

Pada distro Linux yg umum digunakan saat ini fungsi IP Forward sebenarnya sudah tersedia namun secara default belum diaktifkan, sebab tidak semua pengguna Linux membutuhkan hal tersebut. Terkecuali distro Linux yang memang sengaja difungsikan sebagai Router, mungkin sudah mengaktifkan fungsi tersebut dari awal.

Penjelasan:

Linux yang sudah di-install awalnya belum mengaktifkan fungsi dari IP Forward. Linux tersebut tidak bisa untuk melewatkan packet dari interface 1 ke interface yang lain. Alasannya karena tadi telah dikatakan diatas kalau Linux tersebut tidak bisa menentukan jalur agar bisa sampai ke PC2 yang berada di Network B. 






Berbeda ketika Linux sudah diaktifkan fungsi IP Forward-nya. Linux dapat menentukan dengan pasti kemana packet itu akan dilewatkan. Terlihat pada gambar diatas ada pesan dari PC1 ke PC2, Router akan menerima packet/message tersebut dari eth0 lalu dilewatkan ke eth1 untuk dapat sampai ke PC2. 


How-To:


Sebelumnya, untuk memastikan serta membuktikan fungsi IP Forward dalam keadaan aktif atau belum kita bisa menggunakan perintah ini:


root@irwanseptian:~# sysctl net.ipv4.ip_forward 

output:



 




atau cara lain dengan melihat value di file proc dari Linux.

root@irwanseptian:~# cat /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

output:




 


 

Keterangan: 
nilai 0 (nol) menandakan fungsi IP Forward masih disable atau belum aktif. Nilai 1 (satu) nantinya menandakan fungsi IP Forward sudah dalam keadaan aktif.



Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan IP Forward tetapi secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


1.) Pengaturan secara temporary/sementara

Menggunakan perintah: 
 
root@irwanseptian:~# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

atau

root@irwanseptian:~# sysctl –w net.ipv4.ip_forward=1


Keterangan:
Mengubah value 0 (disable) dengan 1 (enable). Dengan hanya 1 baris perintah ini kita sudah bisa mengaktifkan fungsi IP Forward di Linux, namun pengaturan ini sifatnya sementara dan akan hilang bila komputer Linux yang kita gunakan di-restart.
  

2.) Pengaturan secara permanen

Bila sebelumnya perintah yang digunakan akan hilang bila komputer di-restart.
Pengaturan disini lebih difokuskan bagaimana cara kita untuk dapat menyimpan perintah-perintah diatas agar kembali aktif ketika komputer di-restart.  

Salah satu jalan terbaik untuk menyimpannya adalah dengan mengubah baris perintah pada /etc/sysctl.conf dan mengubah value dari net.ipv4.ip_forward menjadi 1.

Berikut perintah yang digunakan:

root@irwanseptian:~# nano /etc/sysctl.conf

uncomment/add /change this line:
net.ipv4.ip_forward=1

 




Untuk mengaktifkan perubahan yang telah kita lakukan di file sysctl.conf dapat menggunakan perintah ini:

root@irwanseptian:~# sysctl –p /etc/sysctl.conf

Pada distro berbasis Linux Debian, dapat pula me-restart konfigurasi tersebut dengan perintah:

root@irwanseptian:~# /etc/init.d/procps restart

cara lain yaitu dengan menaruh perintah di file rc.local

 

root@irwanseptian:~# nano /etc/rc.local

masukan baris perintah pada rc.local:
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Untuk memastikan apakah benar perintah diatas telah berjalan secara permanen. Kita dapat me-restart system Linux pada komputer kita dan lakukan pengecekan lagi sama seperti langkah awal pada tutorial ini.

Bila valuenya sudah bernilai 1 maka Linux yang kita gunakan sudah siap untuk dijadikan Router.

Share:

Rewrite IP address ke Domain di Apache Web Server


Pernah melihat IP address yang kita ketikan berubah otomatis menjadi domain di browser?

Awalnya saya merasa heran dengan situs kaskus.co.id yang saya buka dengan menggunakan IP addressnya namun ketika dibrowser berubah otomatis menjadi domainnya yaitu kaskus.co.id .

Magic bukan?
Bukan, itu bukan magic. Ternyata ada caranya bagaimana kita bisa mengubag IP tersebut menjadi domain dengan menggunakan modul pada Apache2 yaitu mod_rewrite.

Misalkan saya memiliki domain di jaringan lokal dengan alamat www.irwanseptian.local dengan IP Address 192.168.10.1. Saya ingin ketika dibuka menggunakan IP address nantinya otomatis berubah menjadi domain. Bagaimana caranya?

Cara:
  1.  Aktifkan mod_rewrite
    server:~# a2enmod rewrite 
  2. Tambah direktif/perintah ini di file virtualhost dari alamat www.irwanseptian.local, defaultnya berada di "/etc/apache2/sites-available/default"

    RewriteEngine on
    RewriteCond %{http_host} ^192.168.10.1 [nc]
    RewriteRule ^(.*)$ http://www.irwanseptian.local [r=301,nc]



    for pict:



  3. Restart service apache2
    server:~# /etc/init.d/apache2 restart

Pengujian pada Client Windows.

Bukalah browser di client lalu buka website tersebut menggunakan IP address dari server yaitu 192.168.10.1
Lihatlah apa yang terjadi..

Saat mengetik IP address di browser IE


Tekan Enter dan IP akan berubah secara otomatis di browser.


Question:

Lalu untuk apa melakukan semua ini? apa pengaruhnya dan saat seperti apa kita harus melakukannya? 

Oke, sebenarnya saya juga belum paham mengapa semua ini digunakan dan kapan kita membutuhkannya.Yang jelas ini bukan hanya dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada client bahwa IP bisa berubah menjadi domain secara otomatis, pastinya ada maksud lain.

Saya mengira kalau cara ini digunakan untuk keperluan SEO dari suatu situs, beberapa sumber mengatakan cara ini bisa meningkatkan SEO page ranking dari suatu website.

Tetapi saya belum yakin karena belum pernah menerapkannya. Mungkin nanti bisa kita diskusikan bersama pertanyaan ini.


Terimakasih sudah berkunjung.
Semoga bermanfaat..
Share: