Showing posts with label networking. Show all posts
Showing posts with label networking. Show all posts

How to configure command scheduler on Cisco Device


Problem: 

There is needed to be able to create scheduler to write or copy the running configuration to startup configuration on Cisco Router. Because sometimes the device suddenly crashes or a problem occurs which causes the device goes down and the Router not use the latest configuration.


Solution:

Create task scheduler using kron command.
For example we want to create scheduler to copy or write configuration from running config to startup config repeated every 5 minutes.

The configuration should be:

  1. Create kron policy
    Router(config)#kron policy-list WRITE-SCHEDULER
    Router(config-kron-policy)#cli write memory
    Router(config-kron-policy)#exit

    Notes:
    - WRITE-SCHEDULER : name of kron policy
    - cli : input exec level cli want to input in policy
    - write memory : exec command

  2. Create kron scheduler
    
    Router(config)#kron occurrence WRITE_SCHEDULER_5MIN_REC in 5 recurring
    

    Notes:
    WRITE_SCHEDULER_5MIN_REC : name of kron scheduler
    - in 5 recurring : it means the scheduler running in every 5 minutes

  3. Apply kron policies to scheduler
    
    Router(config-kron-occurrence)#policy-list WRITE-SCHEDULER
    

    Notes:
    - WRITE-SCHEDULER : name of policy created before

To make sure kron settings, you can use the exec command "show kron schedule".


Router#show kron schedule
Kron Occurrence Schedule
WRITE_SCHEDULER_5MIN_REC inactive, will run again in 0 days 00:04:12


You can create kron for the specific date and time but please don't forget to set your date and time in your router. Because the automation configuration like kron is depend on your date and time settings.


Share:

Konfigurasi Cisco Access Lists dengan Time Range




ACL (Access Lists) merupakan fitur dari cisco yang digunakan untuk melakukan traffic filtering pada jaringan kita. Sederhananya ACL ini memungkinkan kita untuk dapat mengizinkan (permit) ataupun menolak (deny) akses dari suatu jaringan. 

Time-range merupakan salah satu fitur yang dapat kita gunakan untuk melakukan pembatasan berdasarkan waktu pada pengaturan ACL.


time-range merupakan fitur dari Cisco yang dikenalkan pada IOS mulai dari versi Release 12.0.1.T. 

Agar lebih memahami konfigurasi yang dibuat maka saya berikan contoh skema jaringan dan juga contoh kasus, sebagai berikut:


Notes:
 Konfigurasi akan berfokus pada router (R1).


Time-range memiliki 2 opsi pada konfigurasinya, kita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan atau kasus dilapangan, opsinya yaitu:

  1. periodic: rentang waktu yang dibuat akan aktif secara berkala.

    Contoh kasus:
    Network Admin membatasi hak akses Internet pengguna, Internet akan dibuka setiap hari senin pada jam 07.00 sampai dengan jam 17.00.

    Langkah 1 (Membuat time-range):
    R1(config)#time-range ContohPeriodic
    R1(config-time-range)#periodic Monday 07:00 to Monday 17:00
    

    Langkah 2 (Menambahkan time-range pada access-lists):
    R1(config)#ip access-list extended AksesInternet
    R1(config-ext-nacl)#permit ip 10.20.30.0 0.0.0.255 any time-range ContohPeriodic
    
    
    
  2. absolute: rentang waktu yang dibuat akan aktif direntang waktu tertentu saja.

    Contoh kasus:
    Network Admin membatasi hak akses Internet pengguna, Internet hanya akan dibuka pada tanggal 10 Oktober 2018 jam 07.20 hingga 10 Oktober 2018 jam 17.00.

    Langkah 1 (Membuat time-range):
    R1(config)#time-range ContohAbsolute
    R1(config-time-range)#absolute start 07:20 10 October 2018 end 17:00 10 October 2018
    

    Langkah 2 (Menambahkan time-range pada access-lists):
    R1(config)#ip access-list extended AksesInternet
    R1(config-ext-nacl)#permit ip 10.20.30.0 0.0.0.255 any time-range ContohAbsolute

Untuk memeriksa apakah time-range sudah aktif pada waktunya atau belum:

R1#show time-range
time-range entry: ContohPeriodic (inactive)
   periodic Monday 7:00 to 17:00
   used in: IP ACL entry
time-range entry: ContohAbsolute (inactive)
   bsolute start 07:20 10 October 2018 end 17:00 10 October 2018
   used in: IP ACL entry


Jika ada pertanyaan, saran, atau feedback mengenai tutorial ini, beri tahu saya. Jika Anda menyukai tutorial ini, tolong beri tahu yang lain dengan membagikannya.

Semoga bermanfaat 😁



Share:

Subnetting? Take it easy!







Cara mainnya: 
Kita setidaknya harus hafal dengan ketiga prefix yang telah ditebalkan dan yang menjadi patokan dalam perhitungan ini adalah Total IP per subnet (termasuk network & broadcast address).

Jika kita mendapatkan prefix yang letaknya diatas prefix yang telah ditebalkan maka dikalikan (x) dengan 2. Dan jika mendapatkan prefix yang letaknya dibawah prefix yang telah ditebalkan maka dibagi (÷) dengan 2.

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan diatas lalu kurangi dengan 2 , karena 2 mewakili 2 alamat yang tidak dapat digunakan untuk host yaitu network dan broadcast address, dengan begitu kita sudah mendapatkan IP yang dapat digunakan host untuk disetiap subnet.

Contoh: 

/26 = 
↑ /27 (32 x 2 = 64), 64 – 2 = 62  

Penjelasan:
karena /26 berada diatas /27 maka total IP /27 (32) dikalikan 2 lalu dikurangi lagi dengan 2 dan barulah didapat total usable host IP dari setiap subnet dari /26Jadi alamat host yang bisa digunakan untuk setiap subnet dari /26 yaitu 62.

/25 = 
 /24 (256 : 2 = 128 ), 128 – 2  = 126

Penjelasan:
karena /25 berada dibawah /24 maka total IP /24 (256) dibagi 2 lalu dikurangi lagi dengan 2 dan barulah didapat total usable host IP dari setiap subnet dari /25. Jadi alamat host yang bisa digunakan untuk setiap subnet dari /25 yaitu 126



Lalu untuk mencari subnet dari suatu host, caranya yaitu membagi (÷) host ID dengan Total IP per subnet-nya lalu hasilnya dikalikan (x) kembali dengan Total IP per subnet. (dengan menghiraukan angka dibelakang koma)

Contoh: 

IP address : 192.168.1.56/26
Subnet?

/26 = 
↑ /27 (32 x 2 = 64)
56 : 64 = 0,875 0 x 64 = 0  (abaikan angka dibelakang tanda koma)

Penjelasan:  karena /26 berada diatas /27 maka total IP /27 (32) dikalikan 2 maka didapatlah Total IP persubnetSelanjutnya nilai host ID tersebut (56) dibagi dengan Total IP persubnet yang sebelumnya sudah dihitung (64)setelah itu hasilnya dikalikan lagi dengan Total IP persubnet (64). Jadi subnet dari host tersebut adalah 192.168.1.0



Untuk perbedaan kelas IP antara kelas A,B dan C terdapat pada oktet yang kita mainkan.

Kelas A = oktet 2 , cangkupannya dari /8 - /15 (255.0.0.0 – 255.254.0.0)
Kelas B = oktet 3 , cangkupannya dari /16 - /23 (255.255.0.0 – 255.255.254.0)
Kelas C = oktet 4 , cangkupannya dari /24 - /30 (255.255.255.0 – 255.255.255.252)



Contoh menggunakan IP kelas C
 

Diketahui IP : 
192.168.1.78/28
Ditanyakan   :   
  1. Netmask
  2. Subnet
  3. Broadcast
  4. Start & end usable host IP
Jawab:

1. Netmask

/28 = 
 /27 (32 : 2 = 16)
256 – 16 = 240

Jadi host 192.168.1.78/28 memiliki netmask 255.255.255.240


2. Subnet

/28 = 
 /27 (32 : 2 = 16)
78 : 16 = 4,875 4 x 16 = 64  (abaikan angka dibelakang tanda koma)

Jadi host 192.168.1.78 berada di subnet 192.168.1.64


3. Broadcast

Subnet = 192.168.1.64

Total IP persubnet = 16

(nilai subnet ) + (total IP persubnet) – 1
64 + 16 =  80 – 1 = 79

Jadi host 192.168.1.78 memiliki broadcast address 192.168.1.79

 
4. Start & end usable host IP

Subnet = 192.168.1.64 
Broadcast =  192.168.1.79
Start = Subnet  + 1 ; End = Broadcast – 1
Start : 64 + 1 = 65 ; End : 79 – 1 = 78

Jadi IP yang dapat digunakan untuk setiap subnet yaitu dari 
192.168.1.65 sampai 192.168.1.78  



Contoh menggunakan IP kelas B

Diketahui IP : 172.16.30.78/20
Ditanyakan   :
  1. Netmask
  2. Subnet
  3. Broadcast
  4. Start & end usable host IP
Jawab:

1. Netmask

20 + 8 = 28  


Penjelasan: nilai 8 digunakan hanya untuk mempermudah cara penghitungan dan diambil dari oktet setelahnya, dengan begitu perhitungan ini mirip seperti pada kelas C.

/28 = 
 /27 (32 : 2 = 16) 

256 – 16 = 
240

Penjelasan: Karena nilai 8 ditambahkan dari oktet sesudahnya yang sebenarnya tidak ada, sehingga kita meletakan nilai 240 di oktet yang ke-3 dan menjadikan oktet setelahnya bernilai 0. 
Jadi IP 172.16.30.78/20 memiliki netmask 255.255.240.0 


2. Subnet

/20 + 8 = 28
/28 = 
 /27 (32 : 2 = 16)

Penjelasan: Karena kelas B bermain di oktet ke 3. Jadi kita mengambil angka 30 dari 172.16.30.78 sebagai acuan pencarian nilai subnet. 

30 : 16 = 1,875 ; 1 x 16 = 16  (abaikan angka dibelakang tanda koma)

Jadi nilai subnet dari 172.16.30.78 yaitu 172.16.16.0


3. Broadcast

Subnet = 172.16.16.0 
Total IP persubnet = 16 
 
(nilai subnet ) + (total IP persubnet) – 1
172.16.16.0 +  16 = 172.16.32.0 – 1 = 172.16.31.255

Jadi host 172.16.16.78/20 memiliki broadcast address 172.16.31.255  


4. Start & End usable IP 
Subnet = 172.16.16.0 
Broadcast = 172.16.31.255
Start = Subnet  + 1 ; End = Broadcast – 1
Start : 172.16.16.0 + 1 = 172.16.16.1 ; End : 172.16.31.255 – 1 = 172.16.31.254

Jadi IP yang dapat digunakan untuk setiap subnet yaitu dari
 172.16.16.1 sampai 172.16.31.254  

     

Contoh menggunakan IP kelas A

Diketahui IP : 10.50.24.100/10
Ditanyakan   :
  1. Netmask
  2. Subnet
  3. Broadcast
  4. Start & end usable host IP
Jawab:

1. Netmask

10 + 16 = 26

Penjelasannilai 16 digunakan hanya untuk mempermudah cara penghitungan dan diambil dari oktet setelahnya dengan begitu perhitungan ini mirip seperti pada kelas C.
 

/26 = ↑ /27
   (32 x 2 = 64)
256 – 64 = 192

Penjelasan: Karena nilai 16 ditambahkan dari oktet sesudahnya yang sebenarnya tidak ada, sehingga kita meletakan nilai 192 di oktet yang ke 2 dan menjadikan oktet setelahnya bernilai 0.

Jadi netmask dari IP tersebut adalah 255.192.0.0

 
2. Subnet 

10 + 16 = 26

/26 =  /27
   (32 x 2 = 64)

Penjelasan: Karena kelas A bermain di oktet ke 2. Jadi kita mengambil angka 50 dari 10.50.24.100 sebagai acuan pencarian nilai subnet. 

50 : 64 = 0,78125 ; 0 x 64 = (abaikan angka dibelakang tanda koma)

Jadi nilai subnet dari 10.50.24.100 yaitu 10.0.0.0

 
3. Broadcast

Subnet = 10.0.0.0 
Total IP persubnet = 64
  
(nilai subnet ) + (total IP persubnet) – 1
10.0.0.0 + 64 = 10.64.0.0 – 1 = 10.63.255.255

Jadi host 10.50.24.100/10 memiliki broadcast address 10.63.255.255


4. Start & End usable IP

Subnet = 10.0.0.0 
Broadcast = 10.63.255.255
  
Start = Subnet  + 1 ; End = Broadcast – 1
Start = 10.0.0.0 + 1 = 10.0.0.1 ; End = 10.63.255.255 – 1 = 10.63.255.254

Jadi IP yang dapat digunakan untuk setiap subnet yaitu dari 10.0.0.1 sampai 10.63.255.254
Share: